LDII Kalbar Soroti Lonjakan Perceraian, Gelar Pengajian Pasutri untuk Perkuat Ketahanan Keluarga

Editor: Admin

Dewan Penasehat LDII Kalbar Abdurrahman saat menyampaikan tausiyah agama Pengajian Pasutri di Aula Pesantren Al Muqorrobun Pontianak, Minggu (30/11/2025). SUARASANGGAU/SK

Pontianak
(Suara Sanggau) – DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kalimantan Barat menyoroti meningkatnya angka perceraian di wilayah tersebut, yang sebagian besar dipicu persoalan sepele. Kondisi ini mendorong LDII menggelar Pengajian Pasangan Suami Istri (Pasutri) di Aula Pesantren Al Muqorrobun Pontianak, Minggu (30/11/2025).

Ketua DPW LDII Kalbar, Susanto, menyampaikan keprihatinannya atas tren perceraian yang terus meningkat. Ia menegaskan, keluarga adalah pilar utama dalam membangun masyarakat yang kuat.

“Ketahanan keluarga dimulai dari suami-istri yang saling memahami. Pengajian pasutri ini menjadi ruang belajar bersama agar pasangan mampu menjaga cinta, memperkuat komitmen, dan menghindari perceraian yang sesungguhnya bisa dicegah,” ujarnya.

Susanto menjelaskan, pemicu perceraian umumnya bukan masalah besar, melainkan persoalan kecil seperti pola komunikasi yang kurang sehat, tekanan ekonomi, hingga penggunaan gadget yang tidak bijak.

“Setiap masalah keluarga harus segera diselesaikan, jangan dibiarkan menumpuk. Melalui pengajian pasutri, LDII mendorong pasangan membangun budaya dialog, saling menghormati, dan bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga,” jelasnya.

Untuk memperkuat pembinaan keluarga, LDII secara kelembagaan telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Keluarga Bahagia. Pokja ini bertugas merancang program yang mencakup edukasi pranikah, pembinaan pasutri, pola pengasuhan anak, penguatan karakter keluarga, hingga penyediaan layanan konsultasi.

“Kami sudah membentuk Pokja Keluarga Bahagia untuk memperkuat pembinaan keluarga dari hulu ke hilir,” tambah Susanto.

Sementara itu, Koordinator Pokja Keluarga Bahagia, Ustadz Ismail Unggul Karya, menyebut Pengajian Pasutri bertajuk “Rumahku, Surgaku” diikuti sekitar 50 pasang suami istri dengan usia pernikahan 1–10 tahun. Karena keterbatasan ruang, jumlah peserta dibatasi.

“Pesertanya sekitar 50 pasutri. Ke depan, karena antusiasme besar, kegiatan ini mungkin digelar di ruang terbuka dengan kemasan yang lebih menarik,” ungkap Ismail.

Dalam pengajian tersebut, peserta mendapatkan materi penguatan pemahaman ajaran agama sebagai landasan spiritual, pola komunikasi efektif, hingga manajemen risiko dan keuangan keluarga.

LDII berharap kegiatan ini mampu memperkuat ketahanan keluarga dan menekan angka perceraian di Kalimantan Barat melalui pendekatan edukatif, dialogis, dan berbasis nilai-nilai keagamaan.[SK]

Share:
Komentar

Berita Terkini